Wanita - wanita Penghuni Surga
Bagian 2
MARYAM Binti IMRAN*
Siapakah yang tidak mengenal Wanita ini “Suci sampai akhir hayat” itulah Maryam, wanita yang telah disucikan
Allah, dilebihkan kedudukannya di atas seluruh wanita pada masa itu,
dan dipilih olehNya untuk melahirkan seorang Nabi besar dari rahimnya
melalui cara yang luar biasa.
Maryam yang telah ditarbiyah Allah SWT melalui Zakariya a.s. dan Allah telah mengangkat derajat Maryam melebihi perempuan-perempuan lain
pada zamannya seperti dikisahkan dalam Surah Ali Imran ayat 42-43.
Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, Wahai Maryam!
Sesungguhnya Allah telah memilihmu, mensucikanmu, dan melebihkanmu di
atas segala wanita di seluruh alam (pada masa itu) Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud
dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk’. QS Ali Imran (3): 42
Ada beberapa pendapat mengatakan seperti Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar, Ibnu Hazmin al-Andalusi, dan mufasir al-Qurthubi berkata, “Yang sahih ialah Maryam itu seorang
nabiyah karena malaikat menyampaikan wahyu kepadanya, mengandung
perintah Allah dan perkabaran dan kabar selamat. Sebab, itu dia adalah
nabiyah.”
Ada beberapa wanita mulia yang disinggung-singgung dalam Al Qur’an,
namun Maryamlah satu-satunya wanita yang nama panggilannya diabadikan
dalam AlQur’an. Ada banyak rasul yang disebut Allah di dalam Al Qur’an,
tapi Isa AS adalah satu-satunya rasul yang setiap kali namanya disebut
hampir selalu diikuti oleh nama orang tuanya. Allah tidak menyebut
Muhammad ibn Abdullah, Yahya ibn Zakaria, atau Yusuf ibn Ya’qub dalam Al
Qur’an, tapi Dia berkali-kali menyebut Isa ibn Maryam. Betapa Allah
memuliakan wanita ini!
Sejak kecil hidup bagi Maryam adalah untuk mengabdi sepenuhnya kepada
Tuhannya. Sepenuhnya, seutuh, dalam hembusan nafasnya hanya ada Allah SWT. Ibaratnya, setiap tarikan
nafas dia lakukan dalam keadaan beribadah dan tunduk kepada Allah.
Tidak ada yang bisa mengalihkan perhatiannya dari Tuhannya, bahkan
ketika dia mendapat ujian-ujian berat dariNya, seperti ketika harus
hamil dan melahirkan tanpa seorang suami! Pelecehan masyarakat terhadap
kesuciannya karena peristiwa tersebut adalah sebuah ujian yang begitu
berat bagi seorang wanita yang keseriusannya dalam menjaga kesucian
sulit dicari tandingannya. Namun Allah selalu Menjaganya, Bahkan Alquran tak hanya meninggikan derajat Maryam, tetapi juga membela
kesuciannya atas tuduhan kaum Yahudi Yerusalem mengenai kondisinya yang
mengandung putra tanpa suami. Penghargaan dan pembelaan Alquran tak
hanya lewat Surah Ali Imran, tapi juga sebuah surah yang didedikasikan
khusus untuknya, Surah Maryam.
Begitu juga ketika dia harus mendampingi perjuangan sulit anaknya,
Isa AS. yang terus menerus diejekan atau mengalami penolakan dari orang - orang sekitarnya. Jadi
bisa dibayangkan betapa perihnya Maryam ketika melihat buah hatinya
dimusuhi, ditolak, diejek, bahkan disakiti karena perjuangannya. Namun
karena kesadarannya bahwa semua ini adalah demi Tuhannya yang
dicintainya lebih dari apapun, ketundukannya kepada Allah tak tergores
sedikitpun oleh ujian-ujian itu.
Mencapai derajat kekhusyukan dan ketundukan Maryam sama sekali bukan
sesuatu yang gampang. Betapa Allah
mencintai dan memuliakannya karena ketundukannya itu,
Ada sedikit cerita tentang bagaimana Maryam menjaga Akhlaqnya "Suatu Ketika Jibril datang menghampiri Maryam dalam keadaan manusia yang
sempurna (artinya Jibril datang dalam keadaan sebaik-baiknya manusia
dalam arti ketampanan, kerapihan, maupun tutur kata yang sangat lembut) di
ruang pingitan Maryam untuk menyampaikan wahyu ilahi maka Maryam
Berkata:
“qa lat inni a’udzu birrahmani minka inkunta taqiyya”Artinya Maka Berkatalah Maryam: Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada yang Maha Pengasih, jika kamu seorang yang bertaqwa…
Lihat-lah akan respon Maryam yang begitu lembut dan memahami
bagaimana memelihara iffah dirinya. Maryam memahami betul ketika
melihat pria sempurna tersebut maka muncullah rasa takut dalam dirinya
(inilah kenapa ada kata taqwa yg artinya perasaan takut kepada Allah
terlibat dalam ayat tersebut), bukan rasa kagum dsb, namun justru
perasaan takut akan terjerumus kedalam jurang maksiat setelah selama
ini beruzlah mensucikan diri.
Maryam tidak hanya muncul takut atas ma’shiyat, tapi atas kenikmatan
dan keindahan yang Rabb-nya telah berikan kepada dirinya. Maryam begitu
menjaga dirinya (iffah) tidak hanya atas makshiyat tetapi juga dari
hal-hal yang berpotensi menimbulkan ma’shiyat dalam dirinya. Hanyalah
orang-orang yang bertaqwa sajalah yang mampu mendeteksi hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kema’shiyatan jauh melebihi kebanyakan orang
lain.
Inilah iffah yang sesungguhnya bukanlah iffah yang dibuat-buat dengan penampilan maupun intonasi suara melainkan melalui respon awal terhadap potensi-potensi kema’shiyatan yang hadir di hadapannya.
Inilah iffah yang sesungguhnya bukanlah iffah yang dibuat-buat dengan penampilan maupun intonasi suara melainkan melalui respon awal terhadap potensi-potensi kema’shiyatan yang hadir di hadapannya.
Pada zaman modern ini, pada 1951, seorang pendeta besar Katolik di New
York, Uskup Besar Shean, mengakui dengan segala kerendahan hati
kebesaran Alquran tentang pembelaan atas diri Maryam.Berstatus
nabi atau bukan, untuk ibu sesuci itu maka surga adalah balasannya,
seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad.
“Perempuan penghuni surga
terbaik adalah Khadijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, Asiah
binti Muzahi, dan Maryam binti Imran.”
0 Response to "Wanita - wanita Penghuni Surga"
Posting Komentar